Source: http://www.amronbadriza.com/2012/10/cara-membuat-anti-copy-paste-di-blog.html#ixzz2L9qZ7srn S4- Suka Suka Sama Suka: 2013

Selasa, 19 November 2013

Kau Benar

KAU BENAR




Ketika aku memilih
Jalan kebahagian
Dan rasa lirih
Mengikuti harapan

Hanya keheningan
Saat diri ini mengalah
Bahkan dalam kesalahan
Tapi ini sebuah langkah

Beranganlah
Sekuat apa pandanganmu
Setegar apa bangkitmu
kutau kau takkan pernah sirna

Bersamaku hanya terdampar
Meraih segala hal dan impian
Tangan lemah yang menggetar
Yang tak bisa menuntun

Kecewalah dengan sesal
Sadarkanku dengan nada tinggi
memang terlalu kuat rasa
Tapi perih kenyataan mengawasi

Janji kita dulu
Bukan salah  kita mengingkari
Hanya takdir goresan pilu
Yang membalikan hati

Perhatikan aku sayang
Meski dalam sinismu
Sekarang seperti apa kau mau
Karenanya sapa kita telah usang

Kini ada mata indah menemani sepi
Dengan luka yang sama
Aminkan perjalanan kami
Setidaknya kami belajar dari rasa salah

Ini hanyalah gumam
Benar, hanya puisi runyam
Aku limpahkan segalanya
Tepat dengan semua cerita

Senin, 07 Oktober 2013

Genangan

GENANGAN



Biar kuceritakan arus Air
Cerita yang bertemu akhir
Saat ini dia tergenang
Menanti hujan datang

Bukan hanya air hilir yang kau temui
Tapi, ada air yang datang dari langit
Bersatu dalam kebeningan suci
Yang menemani di arus walau sesaat

Maaf kan kami mengeruh
Sejak curam membuat terjun bebas
Bebas dalam suasana gemuruh
Curam terjun ini membuat kita lepas

Tapi ini bukan akhir

Akan selalu kutunggu
Sang mentari membuatku menguap
Menjadikan bagian dari awan gelap
Kemudian terjun bebas kearahmu

Kau tak akan sendiri lagi dalam genang pengap

Coba sadarkan
Dalam luka berkerumun
Membuat sang waktu melamun
Mengingat semua yang tersimpan

Selasa, 30 Juli 2013

Jalan Berbeda





JALAN BERBEDA

 

Selamat pagi
Harus semangat menyentuh hari
Dengan mengucap asma Ilahi
Takkan ragu dan miliki diri

Hari ini ingin melihat ukiran senyummu
Senyum yang tegaskan kita menyatu
Syair embun pagi mainkan rindu
Sudahlah pasti kau yang kutunggu

Matahari pagi terbit
Menenggelamkan bulan
Cintaku tak sedikit
Dan penuh ketulusan

Apa kabar kau penghirup embun
Mengisi kehampaan sepi
Menanti hadirku dalam lamunan
Seraut senyum hangat menghiasi

Walau berat terasa
Kau tak mungkin di sini
Di sisiku hampa
Banyak bisik gundah mengiringi

Baiknya ada kata percaya
Walau tak terbukti
 Tapi kita selalu bercerita
Masa bersama akan menanti

Baiknya ada kata setia
Walau tak terlafaz
Tapi setia itu sederhana
Betulkah kau yang pantas

Baiknya ada kata janji
Walau tak bersaksi
Tapi enggan ingkar hati
Bagai dongeng yang fiksi

Kini waktu pagi kita menua
Terkikislah rasa rindu
Luka bosan berdarah
Genggam tak seerat dulu

Terkutuklah keadaan ini
Keadaan tak bersebab
Biar kita pahami
Tanya murung meresap

Jalan mungkin sekrang berbeda
Tapi tertatih di jalanku sendiri tak terampuni
Masih tergambar indah jalan kita bersama
Tiap jengkalnya senyum ini berbagi

Senin, 01 Juli 2013

Pewarnaku

P E W A R N A K U

 

Dulu..
Ada sepasang bola mata menatap ria kepadaku
Ada raut indah bertemu kekasih
Kerut wajah bahagia bila kubalas sembari

Aku rindu, iya rindu
Seorang yg menghampiriku dengan cerianya
Bersuarakan manja berintonasi merdu
Dengan itulah aku mewarna rasa

Dulu aku merasa paling sempurna dengan setia
Kurasa pewarnaku akan selalu ada
Mengisi hari bersama mewarna indahnya suasana
Kurasa dia akan selalu bahagia jika selalu kujaga

Tapi itu tersanggah
Oleh waktu yg semakin menipiskan tintah pewarnaku
Pewarna kini berukir dengan lemah
Terpaksa rintih menemaniku

Apa yg terjadi dengan pewarnaku sekarang
Hamparan dunia tak sanggup kembalikan cerah
Suaranya tak banyak arti indah
Tatap mata kesal bersalah

Maafkan aku pewarna
Jika sekarang kau luka
Aku tau selama ini memaksa
Memaksa warnamu seperti dulu kala

Maafkan diri ini pewarna
Aku egois dalam kata makna
Kejenuhan warnamu itu salahku
Tintahmu habis karena selalu mewarnai hariku

Mungkin kau bosan mendengarkan kata maaf
Tapi memang diri ini naif
Tak sadar pewarnaku kini berubah
Seharusnya, aku memperhatikannya lagi

Untuk pewarna

Sabtu, 23 Maret 2013

Menatapku



Menatapku


Bintangku, jadilah apa yang kau mau
Suatu kebanggaan buatku
Karena dapat milikimu
Dengan kesungguhan yang kau buktikan selama ini kepadaku

Sadar bahwa aku tak seharusnya tidak selalu ada untukmu
Aku tau kau punya kehidupan sendiri dimana aku tidak boleh untuk mengacaukannya
Aku harus terus menyemangatimu!
Ya, aku harus mengerti dan harus selalu menyemangatimu

Bagaimanapun karena kau pernah berucap bahwa engkau ingin menjadi yg terakhir untukku
Aku bangga memilikimu
Aku yakin kau dapat menjaga komitmenmu
Untuk segala hal yang telah menjadi pilihan hatimu

Wahai semangat cahaya
Terima kasih untuk semuanya
Yakinkan dirimu menatapku
Begitu yakin dirimu dengan kilauku

Wahai  penyemangatku
Betapa inginnya suatu masa bersamamu
Suatu masa cahayaku penuh menyinarimu
Tak terbatas tapi bersatu

Kau harus menunggu
Sebuah ruang yang terendap dalam koridor waktu
Menanti hamparan selimut langit
Saat itu lah gemerlap itu bangkit

Mungkin tidak akan selalu bersamaku
Hanya mengingatku
Dengan senyummu membahagia
Senandungkan rasa

Penyemangatmu takkan pernah raib
Selalu memancar disaat aku meninggi
Bahkan di ruang lenyap
Akan ada di ufuk hati

Seiring waktu bersama kita
Kau pun tau ronaku
Waktu mengupas habis tabiat
Dan sekarang ini yang sebenarnya

Aku betul takut
Takut kau terpejam
Tak ingin janji terpaut
kegagalan masa silam

Karena tawaku di dekatmu
Dan bahagiaku di dekapmu.
Hilang kamu
Hilang bahagiaku

Tak pernah terselip ragu
Saat kuputuskan  mencintaimu
Tak mudah aku berkelip
Dengan wanita yang senyum terselip

Bintang belum hilang
Masih setia menemani mata
Yang menatap binar
Seakan jasadnya bersandar

Itulah percayaku
Bukan keleluasaan hal mentari
Tapi hanya perlu menatapku
Tegaskan kau selalu dimiliki

Kini semuanya hadir
Menjadi kerlipan hari
Apa kau masih meyakini
Hatiku memilih yang terakhir

Minggu, 24 Februari 2013

Menjaga Melati



 

Menjaga Melati



 
Wahai melati
Kau tampak mempesona tatkala dipandang
Ingin kumbang kelana ini memiliki
Mandekapmu bersamanya terbang

Bukan kumbang kelana saja menghampirimu
Tak jarang menyita perhatianmu
Wajar saja banyak yang mengagumi
Kau bunga penghias indahnya taman hati

Tapi tak satu pun yang memikat hatimu
Semua sirna di tengah cahaya mentari
Melati kehilangan aura semangat diri
 semua serangga enggan singgah di kelopaknya

Melati tak lagi riang melihat mentari
Kau terluka tergoreskan kepercayaan dirimu
Menganggap semua serangga sama
Selalu menyakiti  putikmu

lihat kelopakmu jatuh satu demi satu
hanya untuk satu malam penantian
Terlambat karena satu cinta membutakan
Kau enggan meronakan kasihmu

Aku ingin berbagi cerita
 Aku ingin memahami makna cinta
Aku ingin memahami makna kehidupan
 Aku menghargai arti sebuah kenangan

Melati, aku berjanji akan menjagamu
Berada disampingmu selalu
Walau musim berganti
Tak menghalangi diri ini berjanji

Ku tau lukamu belum terasa
Keperihan takkan mudah terlupa
Melati hanya ditertawakan
Oleh serangga pembawa kejenuhan

Menghampiri dengan lewati Goresan Benturan Dahan
Walau tak seelok dan selincah serangga lain
Tapi bersedia merawat kuncupmu
Mengobati pilunya perih

Cobalah tersenyum dan rangkailah bahagia
Kuyakinkan perhatian hanya padamu
Coba merawat setiap bagian darimu
Mewujudkan harapan bersama

Dan cobalah nikmati hari
Mekarkan kelopakmu dan sambutlah mentari
Karena pasti ada luka yang terlupa
Ketika cinta datang menyapa