Source: http://www.amronbadriza.com/2012/10/cara-membuat-anti-copy-paste-di-blog.html#ixzz2L9qZ7srn S4- Suka Suka Sama Suka

Minggu, 05 Januari 2014

KAWAN

K A W A N

 


Kita yang bisa berbagi

Cerita ruang bumi

Yang tak pernah ku gapai

Yang bayangnya tak termimpi


Dan dengan cerita bisu

Kita akan ukir dunia

Yang tidak ada batas waktu

Bernamakan leluasa


Biarkan takdir berkisah

Yang banyak rimba tawa

Dengan impian kita kembali nyata

Dan dunia ini akan mencari aksaranya


Candamu kawan

Yang selalu mengiringi

Meski kau sadar pasti

Akan rasa kekurangan


Ini waktumu bersusah

Dalam diam makna

Aku sudah mendengarnya

Walaupun tanpa kata


Ini takkan mudah

Bagimu dan bagiku

Tapi bersimpuhlah

Langkahkan lagi yakin kita dulu


Ingatlah kawan

Kita pernah bersandar

Memetakan impian terhampar

Dari persaudaraan dan kenyataan


Tak pantas diri berkhayalan

bermimpi pun tidak

Namun tamparanmu telak

Mengembalikanku pada kehidupan


Saat lelah

Dan peluh membasahi

Dengarlah dunia kita

Dahaga letih kan terarungi


Ingatkan aku memejamkan mata

Ketika impian tinggal digenggam

Akanku bersyukur di doa

Hadirnya kawan dalam silam


Saudara tak sedarah selalu ada

Dengan sejarah kita menjadi satu

Dan sejarah ini mengisi usia senja

Bercerita kembali jalanan kita tuju

DOSA SI RASA

Dosa Si Rasa




Sang Khaliq hendak menjadikan dunia
Maka jadilah beserta butirannya
Yang rentan dengan kebatilan
Yang rentan dengan kutukan

Bumi adalah segumpal rintangan
Di sana  jiwa akan dibenam
Dalam pendukaan
Dan nikmat kebahagiaan

Baginya yang bertakwa
Bumi ini siksa pasti
Penghasut berbisa
Melalui cipta indra

Tahukah ya insan
Indra tak pernah resah
Bahkan dalam kedustaan
Dimana tawamu menjadi hibah

Mata takkan berdosa
Dia hanya penghantar semata
Terhadap arti visual dunia
Yang akan dicerna oleh rasa

Telinga takkan salah
Dia hanya penghantar berita
Bahkan pada penggila ghibah
Sahihkan pemburuk sangka

Bibir hanyalah sarana
penghantar kata semesta
Juga frasa lubuk hati
Dalam pikiran tanpa henti

Pandailah membentang niat
kepadanya kita berdiri
Sang muttaqin akan menguat
Bahkan dalam angin lirih

Hanya rasamu berdosa
Dialah dalang raga
Baikkan rasa di balik makna
tentang bumi tak beraksara



PERINGATAN

P E R I N G A T A N


 

Kita tau rumus dunia 

Adakalanya kita ditinggalkan 

Dalam mendampingi cinta

 Rasanya perih tak meninggalkan

 

 Tapi ada apa ini 

Tatapan kita tak lepas 

Dari pembangkang janji 

Yang selalu tak puas 

 

Hanya selalu berlari 

Ingin gores perih tak terasa 

Menutup jeritan dengan topeng tawa 

Mendramakan semua telah terampuni 

 

Bodohnya kita jadi pelakon rasa

Tak kan pernah bisa bersandiwara

Di hadapan penonton yang sok paham

Itu diri kita dalam muram


Andai kita selalu ingat 

Sang Penjodoh peletak hati 

Hati seorang telah berniat 

Menggenggam dirimu sampai mati 

 

Jadi biarkanlah mengalir 

Dan lepas kendali 

Tak tau hati bermuara akhir 

Dalam aliran arus suci 

 
Kita yakin aroma rasa ini akan hilang

 sebaris cerita yang bisa dikenang 

Semesta tidak buta melentang bosan

 Dan di sini, buatlah kebahagiaan

 


DERAS

D E R A S

 

 

 

Kali ini entah kelabilanku

Entah bekas perasaan dulu

Yang dibasahi hujan

Sejuk rindingkan rindu


Sama kah kita mendengar hujan ria

Yang terlampau deras di langit kota

menyiram berkah dari Ilahi

tenangkan suasana ramai 

 

Hujan ini seakan bercerita

Akan seorang yang telah lepas

Di antar genggam kejenuhannya

Dengan si peangan yang tak pantas

 

Hujan ini seakan menasehati

Akan kesalahan diperbuat

Ego yang berfikir singkat

Tanpa merasakan diri ini

 

Ada rindu, iya ada rindu

Disetiap gemercik air di lantai bumi

Menghujam deras dalam sanubari

Yang jelas sekali rindu takkan bertemu

 

Apalah seonggak rasa ini

Hanyalah sajak yang mampu meniti

Aku tak tau apa yang sajak ini mau

Dan tak mungkin dia merindu

Selasa, 19 November 2013

Kau Benar

KAU BENAR




Ketika aku memilih
Jalan kebahagian
Dan rasa lirih
Mengikuti harapan

Hanya keheningan
Saat diri ini mengalah
Bahkan dalam kesalahan
Tapi ini sebuah langkah

Beranganlah
Sekuat apa pandanganmu
Setegar apa bangkitmu
kutau kau takkan pernah sirna

Bersamaku hanya terdampar
Meraih segala hal dan impian
Tangan lemah yang menggetar
Yang tak bisa menuntun

Kecewalah dengan sesal
Sadarkanku dengan nada tinggi
memang terlalu kuat rasa
Tapi perih kenyataan mengawasi

Janji kita dulu
Bukan salah  kita mengingkari
Hanya takdir goresan pilu
Yang membalikan hati

Perhatikan aku sayang
Meski dalam sinismu
Sekarang seperti apa kau mau
Karenanya sapa kita telah usang

Kini ada mata indah menemani sepi
Dengan luka yang sama
Aminkan perjalanan kami
Setidaknya kami belajar dari rasa salah

Ini hanyalah gumam
Benar, hanya puisi runyam
Aku limpahkan segalanya
Tepat dengan semua cerita

Senin, 07 Oktober 2013

Genangan

GENANGAN



Biar kuceritakan arus Air
Cerita yang bertemu akhir
Saat ini dia tergenang
Menanti hujan datang

Bukan hanya air hilir yang kau temui
Tapi, ada air yang datang dari langit
Bersatu dalam kebeningan suci
Yang menemani di arus walau sesaat

Maaf kan kami mengeruh
Sejak curam membuat terjun bebas
Bebas dalam suasana gemuruh
Curam terjun ini membuat kita lepas

Tapi ini bukan akhir

Akan selalu kutunggu
Sang mentari membuatku menguap
Menjadikan bagian dari awan gelap
Kemudian terjun bebas kearahmu

Kau tak akan sendiri lagi dalam genang pengap

Coba sadarkan
Dalam luka berkerumun
Membuat sang waktu melamun
Mengingat semua yang tersimpan

Selasa, 30 Juli 2013

Jalan Berbeda





JALAN BERBEDA

 

Selamat pagi
Harus semangat menyentuh hari
Dengan mengucap asma Ilahi
Takkan ragu dan miliki diri

Hari ini ingin melihat ukiran senyummu
Senyum yang tegaskan kita menyatu
Syair embun pagi mainkan rindu
Sudahlah pasti kau yang kutunggu

Matahari pagi terbit
Menenggelamkan bulan
Cintaku tak sedikit
Dan penuh ketulusan

Apa kabar kau penghirup embun
Mengisi kehampaan sepi
Menanti hadirku dalam lamunan
Seraut senyum hangat menghiasi

Walau berat terasa
Kau tak mungkin di sini
Di sisiku hampa
Banyak bisik gundah mengiringi

Baiknya ada kata percaya
Walau tak terbukti
 Tapi kita selalu bercerita
Masa bersama akan menanti

Baiknya ada kata setia
Walau tak terlafaz
Tapi setia itu sederhana
Betulkah kau yang pantas

Baiknya ada kata janji
Walau tak bersaksi
Tapi enggan ingkar hati
Bagai dongeng yang fiksi

Kini waktu pagi kita menua
Terkikislah rasa rindu
Luka bosan berdarah
Genggam tak seerat dulu

Terkutuklah keadaan ini
Keadaan tak bersebab
Biar kita pahami
Tanya murung meresap

Jalan mungkin sekrang berbeda
Tapi tertatih di jalanku sendiri tak terampuni
Masih tergambar indah jalan kita bersama
Tiap jengkalnya senyum ini berbagi