Assalamu alikum..
hey gan... kali ini ane mau bagi suka-suka tentang makalah kelompok ane yg lumayan ribet juga nyusunnya :D
makalah ini berjudul Studi Kawasan dan Islam Dewasa Ini..
langsung saja ya dibaca, kalo males bacanya langsung aja dicopas gan...hehe
silahkan di copas tapi harus bilang2 atau minta ijin dulu yaa...
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia diciptakan sebagai makhluk yang memiliki otak
dan kemampuan untuk menuntut dan mengkaji keilmuan dan sejarah peradaban.Atas
dasar itu kami mencoba melakukan penyusunan dan mengkaji lebih dalam tentang
peradaban islam pada masa dulu.
Melihat urgensi peranan agama Islam tersebut
dalam korelasinya dengan aneka permasalahan yang telah diuraikan, maka terkait
dengan nilai Islam di dalam kehidupan serta berkaitan dengan materi mata kuliah
Metodologi Studi Islam dalam pembahasan Islam sebagai agama, serta peranan
Islam di dalam kehidupan dan bentuk ajaran Islam di seluruh dunia, maka makalah
ini disusun dengan mengangkat judul: STUDI KAWASAN ISLAM DAN DEWASA INI.
Kesungguhan
dalam penyelesaian makalah ini tidak lain hanya karena harapan dapat menjadi
sebuah lentera pengetahuan bagi para pengkaji ilmu pengetahuan di dalam lautan
akademik, setidaknya dengan setetes usaha dengan kesungguhan yang dilakukan
memberikan hasil yang diharapkan tersebut. Dalam kaidahnya, maka sebuah karya
diciptakan dengan mengharapkan menjadi manfaat bagi semua orang, tidak
terkecuali dengan tujuan penyusunan makalah sederhana ini.
B. Rumusan
Masalah
Menyesuaikan
dengan materi yang telah ditawarkan serta dengan judul yang diangkat, maka
makalah ini akan merumuskan pembahasan sebagai berikut:
1.
bagaimanakah
islam dikawasan Afrika Timur, Asia Tenggara dan Cina?
2.
Bagaimanakah
Islam dibelahah Dunia?
C. Tujuan
Penulisan
Agar
menjadikan pembahasan makalah ini berstruktur dan sistematis, maka dengan
keterkaitan perumusan masalah, maka penyusunan makalah ini bertujuan untuk
memberikan pemahaman tentang hal sebagai berikut:
1.
Islam
dikawasan Afrika Timur, Asia Tenggara dan Cina.
2.
Islam
dibelahan Dunia.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Islam di Afrika
Timur
A.
Islam
di Afrika Timur
Daerah
yang termasuk Afrika Timur pada abad ke-10 sampai ke-19 mencakup Sudan,
Ethiopia, dan Somalia. Pada abad ke-20, wilayah ini tidak mengalami banyak
perubahan, kecuali adanya wilayah yang memisahkan diri dari Ethiopia setelah
bencana kekeringan dan kelaparan, yaitu Eriteria.
Pada kesempatan ini kita akan membicarakan
Islam di Afrika Utara, khususnya Sudan. Dalam sejarahnya, Sudan Timur (Negara
Sudan Modern) memisahkan diri dari Sudan Tengah. Sudan Timur berhutang kepada
fakta bahwa Islam menyebar sampai ke sudan Timur dari Mesir. Arab menguasai
Mesir pada tahun 641 H. Gelombang Arab pertama yang mendiami Mesir terjadi pada
abad 9 M. Kemudian terjadi perkawinan antara Arab dengan penduduk pribumi.
Penetrasi Arab abad 9 M ini diikuti oleh Mamluk. Pada tahun 1317, Gereja
Dongola diubah menjadi masjid. Kemudian Islam disebarkan hampir ke seluruh
daerah oleh Arab keturunan. Sementara itu, di Funj terdapat Kerajaan Kristen.
Pada tahun 1504 M, Raja Amara Dunqas, yang mendirikan kota Sinar sebagai
ibukota Kerajaan Funj, dikalahkan oleh Arab Muslim. Dari kota itu, dilakukan
hubungan perdagangan dengan Mesir. Islam disebarkan di Funj tidak hanya oleh
elite politik dan masyarakat pedagang, tetapi juga didukung oleh migrasi
sarjana-sarjana Muslim dan orang-orang suci ke berbagai daerah di Funj. Pada
abad ke-16, perlindungan di Funj menarik bagi sarjana-sarjana dari Mesir,
Afrika Utara, dan Arabia. Mereka adalah orang-orang suci secara local dikenal
dengan faqisyang merupakan sarjana di bidang Al-Qur’an, fikih, dan tasawuf.
Orang-orang suci ini kemudian mendirikan sekolah-sekolah yang mengajarkan
berbagai ilmu agama: tafsir, fikih, dan teologi.
Pada
abad ke-18, Kerajaan Funj mengalami disintegrasi. Sistem perkawinan yang berada
di bawah naungan kekuasaannya ikut hancur; kerajaan-kerajaan local memperoleh
otonomi. Di samping itu, para sultan juga kehilangan kehilangan kekuasaan
kontrolnya terhadap perdagangan. Akhirnya pada tahun 1820-1821 Kerajaan Funj
berada di bawah Mesir yang kemudian di Funj diperkenalkan administrasi Negara
baru dan tendensi keagamaan Islam yang baru pula. Arabisasi dan Islamisasi Funj
selanjutnya mengikuti perluasan Islam dan kerajaan-kerajaan di selatan dan
barat. Di Darfur, pada abad ke-16, didirikan kerajaan baru, Keira yang
merupakan Negara kecil yang multi etnik. Negara Keira mewarisi konsep Sudan
tentang Negara ketuhanan yang kehidupan sehari-harinya diatur dan dibatasi oleh
ritual agama penyembah berhala. Antara tahun 1660 dan 1680, Sulaiman menjadikan
Islam sebagai agama kerajaan, membangun masjid-masjid, dan menambahkan
prinsip-prinsip syariah dalam legitimasi. Bahasa Arab menjadi bahasa kearsipan.
Pada akhir abad ke-18, ‘Abd al-Rahman al-Rasyid menggabungkan Sultan Darfur
yang kemudian disebut al-Fashir. Penggabungan Darfur disertai dengan Islamisasi
yang didukung oleh para pedagang dan para sufi dari Sudan, Mesir, Arabia, dan
Afrika Barat. Di Darfur Timur, orang-orang suci menikah dengan wanita setempat
dan membuka tempat pengajaran beserta masjid. Anak laki-laki tinggal bersama
faqis untuk belajar; alumninya yang kembali ke tempat asalnya kemudian mengajarkan
agama. Islam di Sudan disebarkan oleh orang-orang suci dari Mesir dan Arab
dengan pendekatan kultural dan struktural. Pendekatan kultural diwujudkan
dengan menyelenggarakan pendidikan agama di sekolah-sekolah dan masjid; dan
melalui pernikahan para faqis dengan wanita setempat. Sedangkan pendekatan
structural adalah melalui usaha secara politik. Dukungan struktural berhasil
menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa kearsipan, bahkan sultan membentuk
administrasi peradilan Islam.[1]
B.
Islam
di Asia Tenggara
Istilah
Asia Tenggara yang dimaksud dalam tulisan-tulisan de Graaf, Roff, dan Benda
adalah wilayah-wilayah Islam di Indonesia, Malaysia (Semenanjuang dan
Kalimantan Utara), Patani (Thailand), dan Mindanau (Filipina Selatan). Asia
Tenggara dalam cakupan wilayah seperti itu, juga disamakan pengertiannyadengan
Nusantara (Archipelago) yang mencakup wilayah yang sama pula. Sedangkan istilah
dunia melayu adalah Sumatera dan Semenanjung Malaya, sebagaimana digunakan oleh
Bousfield.
Marcopolo, dalam perjalanannya dari Cina menuju Persia pada tahun 1292, telah mengunjungi delapan kerajaan di Pulau Sumatera. Dari delapan Negara yang dikunjunginya, hanya satu kerajaan yan dianggapnya telah memeluk Islam, yaitu Perlak.[2] Para pedagang Muslim mengislamkan Perak hanya di sekitar perkotaan; penduduk yang tinggal di pedalaman tetap kafir dan menyembah apa saja. Kedatangan Islam ke Asia Tenggara terdapat tiga pendapat. Pertama, pendapat yang menyatakan bahwa Islam datang ke Asia Tenggara langsung dari Arab, atau tepatnya Hadramaut. Pendapat ini pertama-tama dikemukakan oleh Crawfurd (1820), Keyzer (1859), Niemann (1861), de Hollander (1861), dan Veth (1878). Hamka mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia langsung dari Arab, bukan melalui India, dan bukan pada abad ke-11, tetapi abad ke-7.
Kedua, pendapat yang menyatakan bahwa Islam datang ke Asia Tenggara berasal dari India. Pendapat ini pertama kali dikemukakan oleh Pijnapel pada tahun 1872. Ia berkesimpilan bahwa yang membawa Islam Asia tenggara adalah orang-orang Arab yang bermazhab Syafi’i dari Gujarat dan Malabar di India. Pendapat ini dikembangkan oleh Snouck Hurgronye. Ia menyatakan bahwa para pedagang kota pelabuhan Dakka di India Selatan adalah pembawa Islam ke Asia Tenggara (Sumatera). Pendapat ini kemudian dikembangkan oleh Morrison pada tahun 1951 dengan menunjuk tempat yang pasti di India, yaitu pantai Koromandel sebagai tempat bertolaknya para pedagang Muslim dalam pelayaran mereka menuju Nusantara.
Marcopolo, dalam perjalanannya dari Cina menuju Persia pada tahun 1292, telah mengunjungi delapan kerajaan di Pulau Sumatera. Dari delapan Negara yang dikunjunginya, hanya satu kerajaan yan dianggapnya telah memeluk Islam, yaitu Perlak.[2] Para pedagang Muslim mengislamkan Perak hanya di sekitar perkotaan; penduduk yang tinggal di pedalaman tetap kafir dan menyembah apa saja. Kedatangan Islam ke Asia Tenggara terdapat tiga pendapat. Pertama, pendapat yang menyatakan bahwa Islam datang ke Asia Tenggara langsung dari Arab, atau tepatnya Hadramaut. Pendapat ini pertama-tama dikemukakan oleh Crawfurd (1820), Keyzer (1859), Niemann (1861), de Hollander (1861), dan Veth (1878). Hamka mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia langsung dari Arab, bukan melalui India, dan bukan pada abad ke-11, tetapi abad ke-7.
Kedua, pendapat yang menyatakan bahwa Islam datang ke Asia Tenggara berasal dari India. Pendapat ini pertama kali dikemukakan oleh Pijnapel pada tahun 1872. Ia berkesimpilan bahwa yang membawa Islam Asia tenggara adalah orang-orang Arab yang bermazhab Syafi’i dari Gujarat dan Malabar di India. Pendapat ini dikembangkan oleh Snouck Hurgronye. Ia menyatakan bahwa para pedagang kota pelabuhan Dakka di India Selatan adalah pembawa Islam ke Asia Tenggara (Sumatera). Pendapat ini kemudian dikembangkan oleh Morrison pada tahun 1951 dengan menunjuk tempat yang pasti di India, yaitu pantai Koromandel sebagai tempat bertolaknya para pedagang Muslim dalam pelayaran mereka menuju Nusantara.
Ketiga,
pendapat yang mengatakan bahwa Islam yang datang ke Asia Tenggara berasal dari
Benggali (kini Bangladesh). Fatimi berpendapat bahwa orang-orang terkemuka di
kerajaan Pasai adalah orang-orang Benggali dan keturunannya. Pendapat ini
dibantah oleh Drewes, menurutnya mazhab yang dianut di Benggali adalah mazhab
Hanafi, bukan mazhab Syafi’i yang dianut oleh Muslim di Nusantara.
Islam
didakwahkan di Asia Tenggara dengan tiga cara: Pertama, melalui dakwah para
pedagang muslim dalam jalur perdagangan yang damai; kedua, melalui dakwah para
da’i dan orang-orang suci yang datang dari India atau Arab yang sengaja ingin
mengislamkan orang-orang kafir; dan ketiga, melalui peperangan dengan
Negara-negara penyemban berhala. Penetrasi Islam di Asia tenggara secara umum
dapat dibagi menjadi tiga tahap: Pertama, penetrasi dimulai dengan kedatangan
Islam dan ditandai pula dengan kemerosotan dan kehancuran Kerajaan Majapahit
pada abad ke-14 dan ke-15. Penyebaran Islam masih relatif terbatas di kota-kota
pelabuhan. Pada tahap pertama ini Islam diwarnai oleh tasawuf. Dimensi tasawuf
tetap unggul dalam tahap Islamisasi, setidaknya hingga abad ke-17. Dalam tahap
pertama ini, Islam tidak langsung diterima masyarakat pada umumnya. Di Jawa
misalnya, sebagian penduduk masih menganut agama nenek moyang mereka. Keadaan
juga sama terjadi dengan Minangkabau yang masih kental dengan penyembahan
berhala. Salah satu tradisi belajar yang dikembangkan ketika itu adalah
pengembaraan intelektual. Guru dan murid-muridnya menuntut ilmu dan mengembara
dari satu surau ke surau yang lainnya atau dari pesantren ke pesantren lainnya
untuk meningkatkan keislamannya. Mereka mengembara bukan hanya di sekitar Asia
tenggara, tetapi juga sangat mungkin ke India, Mekah, Madinah, dan Kairo, atau
tempat-tempat di Timur Tengah. Salah satu hal yang menarik adalah berkembangnya
budaya menulis, salah satunya kitab berbahasa Melayu karya Nuruddin Arraniri
(1686) dari Aceh yang diberi nama kitab Shirat al-Mustaqim yang kemudian
diterjemahkan ke berbagai bahasa.
Pada
abad ke-15 dan ke-16 paling tidak masyarakat Asia Tenggara memiliki tiga
pilihan, yaitu: tetap berpegang teguh dengan ramuan kepercayaan Hindu-Budha dan
kepercayaan lokal lainnya, masuk Islam, atau masuk Kristen. Penetrasi Islam
kedua dimulai sejak datangnya kekuasaan kolonialis di Asia Tenggara: Belanda
berkuasa di Indonesia, Inggris di Semenanjung Malaya, dan Spanyol di Filipina,
sampai abad ke-19. Kolonialis diidentifikasikan sebagai penjajah kafir,
sehingga Islam tampil sebagai satu-satunya wadah yang mampu memberikan
identitas diri dan menjadi faktor pemersatu masyarakat pribumi yang terbelah
oleh berbagai faktor social dan cultural dalam menghadapi penjajahan barat.
Penetrasi
Islam ketiga bermula pada awal abad ke-20, ditandai dengan “liberalisasi”
kebijakan pemerintah colonial, terutama Belanda di Indonesia. Para penjajah
tidak tertarik untuk mengkristenkan penduduk Nusantara, mereka semata-mata
ingin mengeruk keuntungan semata. Hal ini menyebabkan Kristen tidak berkembang
di Nusantara. Sementara Islam berkembang pesat karena kebijakan yang diberikan
oleh mereka.[3]
C.
Islam
di Cina
Cina
memiliki sejarah meliputi jangka waktu lebih dari 4000 tahun, sehingga termasuk
negara yang berperadaban tertua di dunia di samping India, Mesir, dan
Mesopotamia. Dalam jangka waktu 4000 tahun lebih, Cina mempunyai 24 dinasti dan
2 republik, yaitu Republik Nasionalis Cina dan Republik Rakyat Cina. T’ai tsung
naik tahta pada tahun 626 M, empat tahun setelah Nabi Muhammad SAW dan sahabat-
sahabatnya meninggalkan Mekkah menuju Madinah. Kira-kira pada waktu yang sama,
suku-suku nomad Turki di Asia tengah berkumpul diluar tembok besar Cina untuk
serbuan massal. Namun, T’ai tsung dapat mengusir mereka maka muklai muncullah
migrasi menuju ke barat. Mereka adalah suku yang anak cucunya merupakan
masyarakat muslim yang berbahasa turki di Cina, berbeda dengan orang-orang
muslim Hui yang berbahasa Cina dari daerah selatan dan tengah.
Pada
waktu T’ai tsung mempertahankan dan mempersatukan Cina, nabi muhammad SAW baru
meletakkan dasar-dasar negara Islam. T’ai tsung, pada tahun 638 M, pernah
menolak memberikan bantuan kepada Yazdegred yang pada waktu itu memerintah
wilayah yang termasuk Iran,afganistan,dan Pakistan yang meminta pertolongan
untuk melawan kekuatan baru, yaitu, orang-orang Islam tetapi penerusnya, kao
tsung, menerima permintaan yang sama untuk membantu Syah Peroz, anak Yazdegred.
Ia memenuhi permintaan itu karena menyadariu ancaman umat islam terhadapnya
sangat serius.
Sasani dan Bizantium merupakan kekuatan besar di sebelah barat. Jauh sebelum kebangkitan islam, Sasani dan Bizantium telah datang ke istana Cina melalui jalan yang terkenal dengan jalur sutera, jalan perdagangan besar yang menghubungkan Cina dengan kontantinopel terus roma. Dinasti Cina khawatir jalan sutera yang terkenal itu akan tertutup oleh imperium islam yang semakin luas wilayahnya, setelah berhasil menundukkan Dinasti Sasani Persia. Di samping itu, Cina juga khawatir kekalahan Sasani Persia membuka kesempatan bagi suku-suku Turki yang diusir keluar dari tembok besar oleh T’ai tsung untuk memulai kembali serangannya ke Cina.
Sasani dan Bizantium merupakan kekuatan besar di sebelah barat. Jauh sebelum kebangkitan islam, Sasani dan Bizantium telah datang ke istana Cina melalui jalan yang terkenal dengan jalur sutera, jalan perdagangan besar yang menghubungkan Cina dengan kontantinopel terus roma. Dinasti Cina khawatir jalan sutera yang terkenal itu akan tertutup oleh imperium islam yang semakin luas wilayahnya, setelah berhasil menundukkan Dinasti Sasani Persia. Di samping itu, Cina juga khawatir kekalahan Sasani Persia membuka kesempatan bagi suku-suku Turki yang diusir keluar dari tembok besar oleh T’ai tsung untuk memulai kembali serangannya ke Cina.
Pada
tahun 651M, ketika Syah Peroz meminta bantuan kepada Kao Tsung untuk melawan
bangsa Arab, Kao Tsung menerima utusan khalifah Usman Bin Affan. Utusan yang
membawa hadiah cukup banyak untuk Cina itu, menginformasi bangsa arab telah
memerintah selama 34 tahun dan telah mempunyai 3 raja. Setelah itu, Cina banyak
memperhatikan perkembangan umat Iislam secara terus menerus. Mereka menyebut
orang Arab sebagai Ta-shih dan Muawiyah. Pada tahun 705, Qutaibah bin Muslim
menuju ke timur dari Khurasan ke Asia Tengah. Sepuluh tahun kemudian ia
berhasil menundukan Bukahara, Khawarisz, Samarkand, dan sampai ke Fargana,
daerah yang termasuk Asia Tengah. Menurut Al Tabari, Qutaibah berhasil
melintasi pegunungan langit, benteng kokoh yang melindungi Cina dari barat.
Setelah melintas Oxus, Qutaibah berusaha merebut jalur sutera tetapi penaklukan
tidak berlangsung lama.
Pada tahun 750 dinasti Ummayah dijatuhkan oleh dinasti bani abbas. Satu tahun kemudian tentara muslim berhadapan dengan tentara Cina untuk pertama kalainya di Talas. Dengan bantuan orang Turki umat Islam berhasil mengalahkan tentara Cina. Sejak peristiwa itu penguasa islam terhadap asia tengah semakin kukuh. Selama abad ke-19 terdapat pemberontakan di negeri Cina dan pemberontakan di Yunann (1855-1873) oleh penduduk muslim yang akhirnya ditumpas dengan kekejaman yang luar biasa. Setelah revolusi kebudayaan tahun 1966 umat islam yang merupakan minoritas sama sekali tidak menampakan diri. Pada awal revolusi kebudayaan mesjid dirusak, dihancurkan, atau ditutup. Demekianlah perkembangan islam di Cina.
Pada tahun 750 dinasti Ummayah dijatuhkan oleh dinasti bani abbas. Satu tahun kemudian tentara muslim berhadapan dengan tentara Cina untuk pertama kalainya di Talas. Dengan bantuan orang Turki umat Islam berhasil mengalahkan tentara Cina. Sejak peristiwa itu penguasa islam terhadap asia tengah semakin kukuh. Selama abad ke-19 terdapat pemberontakan di negeri Cina dan pemberontakan di Yunann (1855-1873) oleh penduduk muslim yang akhirnya ditumpas dengan kekejaman yang luar biasa. Setelah revolusi kebudayaan tahun 1966 umat islam yang merupakan minoritas sama sekali tidak menampakan diri. Pada awal revolusi kebudayaan mesjid dirusak, dihancurkan, atau ditutup. Demekianlah perkembangan islam di Cina.
2.
Islam di Dunia Saat Ini
Pada bagian in
kita membicarakan islam kontemporer dalam perspektif studi kawasan, yaitu
keadaan dan perkembangan umat islam sekarang ini di berbagai negara. untuk
kepentingan analisis, negara yang dibicarakan dibatasi, yaitu Islam di Barat
(Amerika Serikat), Islam di Cina, dan Islam di Asia Tenggara.
A.
Islam
di Amerika Serikat
Sekedar
untuk mengetahui bagaimana Islam dapat berkembang di Amerika Serikat yang
menurut beberapa media massa ternyata Islam di Amerika Serikat berkembang
dengan pesat dan muslim menjadi pemeluk agama kedua terbesar setelah umat
Kristiani, kita perlu mengetahui kapan dan bagaimana Islam masuk dan berkembang
di Amerika Serikat.
Dalam
mengkaji sejarah muslim Amerika Serikat, Ahmad Winters menyarankan untuk meneliti
lima sumber informasi yaitu:
•
Dokumen-dokumen yang ditinggalkan muslim yang dijual sebagai budak serta para
pedagang budak
• Sejarah perkembangan
islam di Afrika Barat
• Data statistik
tentang kelompok-kelompok etnik yang dijual sebagai budak
• Wilayah-wilayah yang merupakan tempat tinggal tuam-tuan pembeli budak, dan
• Data tentang jumlah budak yang dijual ke wilayah tertentu setiap tahunnya.
Ada anggapan bahwa Muslim Amerika pertama adalah imigran Arab dari kalangan Afro-Amerika dengan cara jual beli budak. Anggapan in dibantah oleh Akbar Muhammad. Ia mencatat bahwa orang Amerika pertama yang tercatat sebagai pemeluk Islam adalah Reverend Norman, seorang misionaris gereja Metodis di Turki yang memeluk Islam pada Tahun 1870. pada decade berikutnya seorang Eropa-Amerika, Muhammad Alexander Webb memeluk islam ketika ia bertugas sebagai Konsul Jendral Amereika Serikat di Philipina pada tahun 1887. ia adalah pelopor utama yang mendirikan Organisasi Islam pertama di Amerika Serikat pada tahun 1893. Ia kemudian berperan sebagai da’i (1893) dan menerbitkan The Moeslim Word sebagai media dakwahnya. Disamping itu, migrasi orang-orang islam ke Amerika Serikat sejak akhir abad ke-19 hingga paruh kedua abad ke-20, sekurang-kurangnya terjadi lima gelombang yaitu:
• Wilayah-wilayah yang merupakan tempat tinggal tuam-tuan pembeli budak, dan
• Data tentang jumlah budak yang dijual ke wilayah tertentu setiap tahunnya.
Ada anggapan bahwa Muslim Amerika pertama adalah imigran Arab dari kalangan Afro-Amerika dengan cara jual beli budak. Anggapan in dibantah oleh Akbar Muhammad. Ia mencatat bahwa orang Amerika pertama yang tercatat sebagai pemeluk Islam adalah Reverend Norman, seorang misionaris gereja Metodis di Turki yang memeluk Islam pada Tahun 1870. pada decade berikutnya seorang Eropa-Amerika, Muhammad Alexander Webb memeluk islam ketika ia bertugas sebagai Konsul Jendral Amereika Serikat di Philipina pada tahun 1887. ia adalah pelopor utama yang mendirikan Organisasi Islam pertama di Amerika Serikat pada tahun 1893. Ia kemudian berperan sebagai da’i (1893) dan menerbitkan The Moeslim Word sebagai media dakwahnya. Disamping itu, migrasi orang-orang islam ke Amerika Serikat sejak akhir abad ke-19 hingga paruh kedua abad ke-20, sekurang-kurangnya terjadi lima gelombang yaitu:
a.
Pertama
Migrasi
terjadi pada pada tahun 1875 hingga 1912. mereka yang bermigrasi pada umumnya
adalah para pemuda desa yang tidak terpelajar dan tidak mempunyai keterampilan.
Mereka berasal dari syiria, Jordania, Palestina, dan Libanon yang ketika masih
berada dibawah Pemeruntahan Utsmani. Mereka bermigrasi karena keadaan ekonomi
dinegrinya tidak menguntungkan dan mereka berharap mendapatkan keuntungan
financial di Amerika Serikat. Pada umumnya, mereka bekerja di pabrik pabrik dan
took-toko.
b. Kedua
Migrasi
terjadi pada tahun 1918 sampai 1922, yaitu setelah terjadi Perang Dunia Pertam.
Mereka pada umumnya, orang-orang intelek danterdidik yang berasal dari
perkotaan. Mereka umumnya adalah saudara, kawan, atau orang kenalan imigran
yang telah ada di Amerika Serikat.
c. Ketiga
Migrasi
terjadi tahun 1930 sampai 1938 yang terkondisikan karena kebijakan imigrasi.
Amerika Serikat yang memberikan prioritas kepada mereka yang keluarganya telah
lebih dahulu menetap di Amerika Serikat.
d. Keempat
Migrasi terjadi
pada tahun 1947 hingga tahun 1960. para imigran yang datang ke Amerika Serikat
pada gelombang ini bukan saja berasal dari Timur Tengah, tapi berasal dari
India, Pakistan, Eropa Timur, dan Uni Soviet. Mereka datang untuk mencari
kehidupan yang lebih baik, memperoleh pendidikan yang lebih tinggi, atau untuk
mendapatkan latihan teknik lanjutan dan memperoleh pekerjaan secara spesialis.
e. Kelima
Migrasi
dimulai pada tahun 1967 sampai sekarang. Mereka yang datang ke Amerika Serikat
pada gelombang ini, selain karena alasan ekonomi, juga yang utama dikarenakan
politik. Dunia arab pada masa-masa itu mengalami penderitaan karena konfrontasi
dengan Israel dan konflik-konflik lainnya. Imigran Muslim ke Amerika Serikat
yang populer pada gelombang ini, antara lain Fazlur Rahman dari Pakistan yang
menjadi Guru Besar Universitas Chicago, Sayyed Hosein Nashr dari Iran yang
menjadi Guru Besar Universitas Washington, Ismail Al-faruqi yang menjadi Guru
Besar Universitas Harvard, dan lain-lain.
Cara
mereka mempertahankan keislamannya telah digambarkan oleh Eric C. Lincoln dalam
bukunya The Black Muslim In America. Pada awal bukunya ia menceritakan
penilaian sebagian mahasiswanya terhadap ajaran Kristen. Mereka menganggap
orang-orang Kristen menganggap dirinya sebagai anak Tuhan adalah orang-orang
munafik. Perlakuan mereka terhadap orang-orang negro (Afro-Amerika) tidak adil.
Lincoln menjelaskan, mahasiswanya beranggapan bahwa islam adalah satu-satunya
agama yang dapat memberi martabat dan harga diri terhadap orang-orang negro.
Karena itulah, ajaran Drew Ali dan Maecus Gavey mendapat sambutan yang antusias
dari kalangan Afro-Amerika. Diantara ajaran Noble Drew Ali adalah sebagai
berikut :
a. Budha,
Confusius, Zoroaster, Jesus dan Muhammad adalah nabi.
b. Oarang-orang
Afro-Amerika dianggap sebagai bangsa Asia dari keturunan Muhabites dan Cannanites
(sekarang jordan).
c. Islam adalah
agama yang secara alamiah di peruntukan bagi bangsa Asia, sedangkan kristen
adalah agama bangsa Eropa.
d. Orang-orang
Afro-Amerika hendaklah menghindarkan kontak yang tak perlu dengan orang-orang
Eropa-Amerika.
e. Neraka itu
tidak ada, syurga adalah suatu keadaan jiwa.
Gerakan
agama tersebut kemudian dilanjutkan oleh Ellijah Muhammad, namanya sebelum
menjadi muslim adalah Elijah Poole. Kemudian dia mengklaim dirinya sebagai
Rasul ( Messenger of Allah), dan mengklaim bahwa ajarannya berasal dari imam
mahdi Fard Muhammad. Ajaran Elijah Muhmmad menggunakan konsep kristen tentang
Tuhan dan inkarnasi. Tuhan menampakan diri sebagai manusia untuk mengrekrut
para pengikut dan utusannya. Ajaran Elizah Muhammad membangkitkan semangat
orang-orang negro dan membangkitkan kesadaran untuk melepaskan diri dari dunia
perbudakan dan kehinaan kedunia yang diliputi oleh kebebasan (freedom),
keadilan (justice), persamaan (equality), dan persaudaraan (brother hood).
Amerika
Serikat kini sedang menghadapi persoalan-persoalan sosial yang serius. Menurut
Ahmed Hosen Deedat, persoalan yang dihadapi amerika Serikat itu, seperti para
gay, pemabuk, surplus kaum wanita, pemerkosaan dan pembunuhan. Tidak ada orang
Amerika yang dapat menjadi walikota di New York, Los Angeles,atau San
Fransisco, tanpa dukungan kaum gay di kota-kota tersebut. Amerika kini memiliki
11juta pemabuk (problem drinkers) di tambah lagi 40 juta peminum berat.
Orang-0rang amerika sedang mencari jalan keluar dari persoalan-persoalan
tersebut, diantaranya dengan terbentuknya sekte-sekte agama, seperti Sun Meong
Moons (pria Korea yang mengaku menjadi Kristus kedua), Father Devine (seorang
Negro Amerika yang mengaku dirinya tuhan), Ref. Jim Jones (yang mempraktikan
cara memuja dengan bunuh diri), Klu Kluks Klan (gerakan hare krisna, kelompok
pemuja setan).
Islam
dapat memberikan jalan keluar kepada orang-orang Amerika. Akan tetapi siapa
yang cocok untuk melakukan Islamisasi di Amerika? Menurutnya, yang cocok untuk
melakukan Islamisasi di Indonesia adalah Afro-Amerika. Karena tekanan yang
mereka alami selama kurang lebih tiga abad, telah menjadikan mereka komunitas
muslim paling militan di dunia.
Usaha
lain yang dilakukan oleh masyarakat Muslim dalam memperkenalkan Islam di
California adalah dengan mendirikan perpustakaan dengan nama Muslim Public
Library. Perpustakaan ini dimaksudkan untuk studi keagamaan, penyesuaian
kebudayaan Amerika bagi keluarga Muslim, dan memperkenalkan non-Muslim pada
Islam yang sering digambarkan sebagai agama teroris, terlebih setelah tragadi
WTC.
Baru-baru
ini saja terdapat aksi bakar Al-Qur’an di Amerika Serikat pada tanggal 11
September 2010 yang dilakukan Pendeta Bob Old dan Pendeta Danny Allen. Mereka
menganggap kitab suci Al-Quran berisikan kebencian, bukan cinta. Namun hal ini
tidak mempengaruhi Islam di Amerika Serikat. Aksi kedua pendeta tersebut pun
tidak didukung oleh umat Kristen lainnya yang menghargai keberadaan Islam.[4]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah menganalisa permasalahan yang berkaitan dengan pembahasan dan
perumusan masalah pada makalah ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Dibelahan
dunia islam juga mengalami kemajuan yang sangat pesat
2.
Islam
merupakan agama rahmatanlil’alamin.
B. Saran
Selayaknya
pencetus karya adalah mengharapkan karya tersebut dapat menjadi manfaat bagi
orang lain dan dirinya sendiri, seperti itu pula harapan yang ada ketika
penyusunan makalah sederhana ini. Adapun bentuk kekurangan dan kesalahan tentu
tidak akan terlepas karena merupakan sisi kemanusiaan yang mendasar dari
kejiwaan manusia, sehingga dengan bersikap bijak adalah mengharapkan motivasi
yang membangun dalam bentuk kritik dan saran.
Pada akhirnya ucapan terima kasih yang tidak terhingga
dengan kesempatan dan perhatian yang diberikan, setidaknya permohonan maaf atas
segala kesalahan dan kelalaian dalam makalah ini atau di dalam proses pembuatan
makalah sederhana ini, baik dari paragraf, kalimat, kata, atau sikap selama
proses pembuatan makalah ini. Selanjutnya tidak etis rasanya jika tidak
sama-sama mendoakan, semoga segala bentuk pekerjaan yang disertai dengan
ketulusan niat membuahkan keridhaan dari Allah yang Maha Rahman.
[1]
Jaih Mubarok
dan Atang Abdul Hakim, Metodologi Studi Islam, Cet 1-12, Bandung
: PT. Remaja Rosdakarya, 1999, hal. 165.
[2]
Azra, Azyumardi, Perspektif Islam di Asia Tenggara, Cet 1, Jakarta : Yayasan Obor
Indonesia, 1989, hal. 3.
[3]
http://id.search.yahoo.com/2011/10/23/search?fr=greentree_ff1&ei=utf-8&ilc=12&type=937811&p=ISLAM+DI+CINA
[4]
http://id.search.yahoo.com/2011/10/23/search?fr=greentree_ff1&ei=utf-8&ilc=12&type=937811&p=ISLAM+DI+AMERIKA